Selasa, 18 September 2012

contoh karya tulis ilmiah

Tasmin

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan pondasi awal manusia untuk dapat berjalan dalam kehidupan ini. Sejak awal manusia diciptakan, pendidikan telah menjadi bagian dalam kehidupan  untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Tujuan yang hakiki  pendidikan adalah upaya membangun manusia  agar dapat  mengembangkan dirinya secara berkelanjutan dan mandiri sebagai seorang manusia seutuhnya. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang fleksibel, serta akomodatif terhadap tantangan zaman. Manusia yang diharapkan dari hasil pendidikan yakni, mereka yang dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya tidak saja mampu menghadapi masalah yang dialaminya, akan tetapi secara proaktif dapat mengendalikan diri dan lingkungannya untuk mencapai tujuan hidupnya secara mandiri  dan bertanggungjawab.
Matematika merupakan pelajaran pokok yang  harus diajarkan dalam pendidikan formal tingkat dasar dan menengah karena dianggap pelajaran yang esensial. Matematikan merupakan sebuah ilmu yang selalu berhubungan dengan kehidupan dimana siswa berada. Kegiatan apapun yang siswa lakukan dalam keseharian tentunya akan berhubungan dengan ilmu matematika, baik pada saat siswa sedang bermain, membeli makanan, maupun sedang jalan-jalan. Pengalaman yang terbentuk dalam diri siswa akan ilmu matematika sebenarnya merupakan modal dasar yang baik untuk lebih meningkatkan  pelajaran  matematika di sekolah. Matematika merupakan ilmu yang bernilai guna. Kebergunaan  matematika lahir dari kenyataan bahwa matematika menjelma sebagai alat komunikasi yang tangguh, singkat, padat, dan tidak memiliki keberbedaan nilai ganda.

Saat ini pelajaran matematika masih merupakan pelajaran yang menakutkan bagi banyak siswa, khususnya bagi anak Sekolah Dasar yang belum sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan. Matematika selalu menjadi bumerang bagi siswa karena biasanya pelajaran ini hanya disajikan dalam bentuk tulisan yang memerlukan ketajaman nalar karena banyak hal yang bersifat abstrak. Sehingga hanya anak-anak yang berkategori cerdas yang bisa memahaminya, sedangkan anak-anak berkategori biasa saja, yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang bersifat kongkret, akan lambat memahami pelajaran ini. Akibatnya, nilai yang diperoleh pada pelajaran matematika tidak bagus. Hal ini akan menambah ketidaksukaan siswa, bahkan sampai pada tingkatan membencinya. Selain itu, para guru mengajarkan materi matematika biasanya kurang menarik, sehingga menambah terpuruknya minat siswa terhadap pelajaran ini.
Penyajian materi matematika yang dianggap membosankan, perlu kiranya diantisipasi dengan mencari suatu alternatif pembelajaran matematika yang disajikan secara inovatif, menarik, diminati, dan mampu memotivasi siswa, sehingga nantinya diharapkan bisa meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses belajar merupakan tugas setiap guru. Guru harus mampu membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengesampingkan ancaman selama proses pembelajaran. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran. Jika media yang menyenangkan ini dipakai dalam proses pembelajaran, ia akan membawa suasana menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika siswa mendapati suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, mereka akan terlibat total dalam proses pembelajaran itu. Keterlibatan secara total ini penting untuk melahirkan hasil akhir yang sukses. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis, untuk menulis karya ilmiah dengan mengangkat judul ”Pemberdayaan Komik Sebagai Media Pembelajaran Alternatif Dalam Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar.”
B.     Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diruskan permasalahan yaitu: Bagaimana memberdayakan komik sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa Sekolah Dasar.
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah mengetahui cara pemberdayaan komik sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa Sekolah Dasar.
D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah:
1.   Manfat Praktis, yaitu:
a.       Bagi siswa: Memberikan pengalaman belajar baru yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b.      Bagi guru: Dapat membantu dalam penyusunan  atau penentuan  rencana pembelajaran dan sebagai pedoman guru dalam proses pembelajaran.
2.  Manfaat Teoritis, yaitu:
a.   Menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
b.   Mendapatkan gambaran umum tentang komik sebagai media alternatif untuk meningkatkan minat belajar matematika bagi siswa Sekolah Dasar.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.
Gagne dan Reiser dalam media belajar (2008:15) mendefinisikan media sebagai alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasi, jadi seorang instruktur, buku cetak, petunjuk filem atau tape rekorder dan lain-lain. Semua jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar dianggap sebagai media.

Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat sendiri oleh guru dan ada yang diproduksi pabrik.

Ada pun jenis-jenis media dalam pembelajaran, yaitu:
1.      Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.
2.      Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, dan model kerja.
3.      Media proyeksi seperti slide, film stips, film, dan OHP
Media mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena disamping memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan juga dapat meningkatkan minat belajar bagi siswa yang dengan sendirinya tentu akan meningkatkan hasil belajar mereka. Peranan media tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a.       Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran.
b.      Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.
c.       Sebagai sumber bagi, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik individu maupun kelompok.

B.     Komik
Menurut Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling, komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Sedangkan menurut Scott McCloud dalam bukunya Understending Comic, komik didefenisikan sebagai gambar yang menginformasikan atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya.
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks biasa atau yang ditempatkan dalam “balon kata”. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip yang dimuat dalam koran atau majalah, hingga berbentuk buku tersendiri. Buku komik menyediakan ceritera-ceritera yang sederhana, mudah ditangkap dan dipahami isinya, sehingga sangat digemari baik oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Menurut fungsinya, komik dibedakan atas komik komersial dan komik pendidikan. Komik komersial jauh lebih diperlukan di pasaran, karena bersifat personal, menyediakan humor yang kasar, dikemas dengan bahasa percakapan dan bahasa pasaran, memiliki kesederhanaan jiwa dan moral, dan adanya kecenderungan manusiawi universal terhadap pemujaan pahlawan. Sedangkan komik pendidikan cerderung menyediakan isi yang bersifat informatif. Komik pendidikan banyak diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan, dan lembaga-lembaga non profit.
Keragaman komik memberikan kesan yang berbeda-beda terhadap masyarakat. Ada sebagian orang tua dan bahkan guru menganggap komik sebagai cerita anak yang sangat sederhana, miskin seni, dan bahasa. Seperti komik Crayon Sinchan. Komik ini dianggap sebagai komik yang tidak pantas untuk anak-anak. Sebetulnya di negeri asalnya Jepang komik Crayon Sinchan adalah porsi bacaan orang dewasa. Akan tetapi karena ada film kartunnya (dan tokoh utamanya seorang bocah) lantas diimpor begitu saja dan diterbitkan sebagai bacaan anak. Setelah pendapat miring muncul ke masyarakat, barulah komik Sinchan ini diberi label oleh penerbitnya ”untuk 15 tahun ke atas”.
Disisi lain komik mempunyai bayak kelebihan jika digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran. Menurut Gene Yang (2003) ada lima   kelebihan komik sebagai media dalam proses pembelajaran.
1.      Memotivasi. Komik mampu memberikan siswa memotivasi dalam menyelesaikan tugas-tugasya.
2.      Visual. Komik terdiri dari gambar–gambar yang merupakan media visual. kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3.      Permanen. Komik sebagai media pembelajaran dapat diulang-ulang oleh siswa. Semakin banyak mengulang akan memberikan libih banyak pengalaman belajar.
4.      Perantara. Komik bisa mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca atau yang memiliki kekhawatiran akan kesalahan.
5.      Populer. Kita bisa mengatakan bahwa siswa kita saat ini berada dalam budaya populer. Komik adalah bagian dari budaya populer. Ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.


Dari uraian tersebut di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa selain dapat digunakan sebagai media hiburan komik juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang efektif karena mampu menarik minat belajar siswa. Komik yang digunakan sebagai media pembelajaran tentunya melalui seleksi oleh guru, komik yang dipilih harus bersifat mendidik, menimbulkan gairah belajar pada anak-anak, komik yang lucu, dikenal oleh anak-anak, dan tentunya disesuaikan dengan dunianya.

BAB III
METODE PENULISAN

A.    Diagram alir penulisan
Diagram alir penulisan ini adalah penelitian pustaka (library research), yang bersifat deskriptif dengan memaparkan dan menggambarkan komik sebagai media belajar alternative untuk meningkatkan minat belajar.
B.     Data dan informasi yang diperlukan
Data dan informasi yang diperlukan dalam karya tulis ini adalah media yang cocok untuk meningkatkan minat belajar siswa Sekolah Dasar.
C.    Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang yang ada dalam karya tulis ini diperoleh dari berbagai literature untuk mendapat atau memperoleh dasar dan kerangkah teoritis mengenai masalah yang dibahas atau mencari informasi yang erat hubungannya dengan rumusan masalah. Seperti data dari internet, artikel, buku, majalah dan lain-lain.
D.    Teknik Analisis Data
Penulisan ini diawali dengan pengumpulan data-data yang berkaitan dengan media pembelajaran dan komik. Kemudian menggunakan data-data tersebut untuk memperjelas permasalahan yang diangkat dalam rumusan masalah.

BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
A.    Minat Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar
Minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.
Dalam proses pembelajaran, siswa biasanya sangat kurang perhatian terhadap materi yang disajikan. Siswa lebih cenderung melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan terkadang membuat guru jengkel dan marah, misalnya bermain-main dalam kelas, bercerita dengan teman pada saat proses pembelajaran berlangsung, atau malah membaca buku yang tidak ada kaitannya dengan mata pelajaran yang disajikan. Terkadang seorang siswa pada saat diberikan pelajaran matematika justru mengalihkan perhatiannya pada komik yang sengaja dibawah dari rumah untuk menghindari pelajaran matematika yang ditakutinya. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika hanya mempergunakan bahasa-bahasa angka.
Matematika adalah mata pelajaran yang paling sering memancing siswa untuk membuat ulah dalam kelas, matematika selalu dianggap sebagai mata pelajaran paling sulit dan menakutkan. Padahal matematika tidaklah sesulit dengan yang dibayangkan seandainya semua guru bidang studi matematikan bisa menyajikan pelajaran dengan menarik dan menyenangkan.
Banyak hal yang dapat ditempuh oleh seorang guru dalam merubah persepsi peserta didik bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan komik sebagai media pembelajaran. Komik yang sudah digemari oleh siswa sangat bagus jika dijadikan sebagai media pembelajaran. Komik bisa membantu guru menyulap pelajaran matematika menjadi pelajaran yang menarik bagi siswa. Anak-anak tidak perlu lagi dipaksa untuk membacanya. Karena mereka sudah terlanjur menyukainya.
B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika
Minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal mempengaruhi minat belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga halnya dengan minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika, ada siswa yang minatnya tinggi dan ada juga yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran Matematika.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1.      Faktor Intern
a.     Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran. Sebab pelajaran Matematika memerlukan kegiatan mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena itu apa bila siswa mengalami kelelahan atau terganggu kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir jernih.
b.    Faktor psikologis
Faktor psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan atau rohani yang berupa intelegensi, motivasi, perhatian, bakat dan emosi. Faktor ini juga sangat berpengaruh terhadap pelajaran matematika. Siswa yang terganggu psikologisnya tentu saja tidak bisa mengikuti pelajaran matematika dengan baik.
c.     Pengalaman belajar Matematika di jenjang pendidikan sebelumnya. Pengalaman belajar sangat berkaitan dengan kemampuan awal (entry behavior). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bloom, “kemampuan awal adalah pengetahuan, keterampilan dan kompetensi, yang merupakan prasyarat yang dimiliki untuk dapat mempelajari suatu pelajaran baru atau lebih lanjut.
 2. Faktor Ekstern
a.     Metode dan gaya mengajar guru Matematika
Metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar Matematika. Cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya. Oleh karena itu, seorang guru harus bisa memilih media dan menggunakan gaya mengajar yang menarik agar dapat membangkitkan minat belajar siswa.
b.     Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika
Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peran penting dalam memotivasi minat siswa pada suatu pelajaran. Tersedianya fasilitas dan alat yang memadai dapat memancing minat siswa pada mata pelajaran Matematika.
C.    Penerapan Media Komik sebagai Media Alternatif untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Dalam proses belajar mengajar seorang guru dituntut untuk menyajikan pembelajaran secara menarik dan efektif. Selain mahir dalam metode dan tekhnik-tekhnik mengajar, seorang guru juga harus kreatif dalam memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan bahan ajar yang akan diajarkan. Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan pengajaran akan sangat membantu kelancaran, efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan. Bahan pelajaran yang dimanipulasi dalam bentuk media pengajaran akan menjadikan si anak seolah-olah bermain, asyik dan merasa senang. Hasil pembelajaran yang mereka peroleh akan benar-benar bermakna. Media merupakan salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan dalam system pengajaran yang sukses.
Hamalik mengatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, selain  dapat membangkitkan keinginan dan motivasi untuk belajar, media juga dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Dalam rangka pembelajaran matematika, para guru seharusnya menggunakan metode dan media yang konkrit agar murid tidak mengalamai kebosanan dan kejenuhan, agar mata pelajaran ini menimbulkan rasa suka, dan mampu dipahami oleh siswa.
Bacaan komik banyak digemari anak karena gambar dalam komik menyajikan peristiwa dan latar belakang  secara jelas, dinamis, dan hidup. Media ini menekankan kepada unsur gambar yang bercerita.  Hal inilah yang memberikan inspirasi kepada kita untuk menggunakan media berbentuk komik sebagai pedoman kegiatan belajar yang dirancang dan disusun secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Media komik merupakan bentuk media grafik dua dimensi, yaitu media yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan akan disampaikan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Media ini akan memberikan pengaruh terhadap perolehan kemampuan dari hasil belajar dan mampu menarik perhatian dan minat belajar siswa. Komik mempunyai kemampuan untuk menyediakan asosiasi yang diperlukan otak untuk memicu daya ingat yang timbul karena adanya gambar-gambar pada komik tersebut. DePorter, Reardon, dan Nourie menjelaskan, “Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika Anda menggunakan alat peraga atau media dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan.
Pembelajaran dengan menggunakan media komik menjadi  salah satu alternatif yang dapat meningkatkan minat belajar bagi siswa yang akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Komik ini menjadi pilihan karena adanya kecenderungan siswa lebih menyenangi bacaan media hiburan seperti komik dibandingkan dengan menggunakan waktu mereka untuk belajar atau mengerjakan tugas rumah.

Buku-buku pelajaran KTSP Sekolah Dasar saat ini sudah dilengkapi gambar-gambar kartun, namun itu belum maksimal karena gambar-gambar yang digunakan tidak terlalu populer bagi siswa. Apalagi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), khususnya pelajaran matematika yang penuh dengan angka-angka yang tidak mempunyai daya tarik bagi siswa. Matematika sebagai mata pelajaran eksak memerlukan banyak latihan dan pengulangan untuk menguasainya. Sehingga mata pelajaran ini tidak bisa lepas dari yang namanya LKS. LKS merupakan kumpulan lembaran pedoman bagi siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan yang telah dirancang dan direncanakan secara sistematis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
 Akan tetapi, siswa sangat kurang yang berminat untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS itu, sehingga perlu dimodifikasi dalam bentuk komik. Penggunaan LKS berbentuk komik diharapkan dapat mewujudkan tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum KTSP. Tujuan tersebut mengharapkan siswa terampil memecahkan masalah dan mengkomunikasikan secara matematika. Keterampilan mengkomunikasikan secara matematika merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa selain keterampilan yang  lain.
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian oleh para guru dalam mengembangkan LKS berbentuk komik. Pertama, karakteristik dari LKS berbentuk komik yang dapat menarik perhatian dan minat,  memperjelas ide, serta sederhana dalam penyampaian informasi. Kedua, adalah keterampilan mengkomunikasikan secara matematika yang dapat ditanamkan pada siswa. Dan ketiga adalah umur murid yang menjadi sasaran dari media tersebut, komik yang digunakan disini harus sesuai dengan tingkatan umur siswa.
Satu hal yang perlu diperhatikan disini yaitu, betapa pun baiknya sebuah progran media, bila program itu tidak dimanfaatkan dengan baik tentu tidak akan banyak gunanya. Karena itu yang perlu dirancang dengan baik bukan hanya pembuatan media itu sendiri melainkan pemanfaatan media itu pun juga perlu diatur dan dirancang sebaik-baiknya. LKS yang berbentuk komik haruslah selalu menjadi perhatian bagi guru agar bisa betul-betul bisa memberikan manfaat bagi siswa.

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.    Simpulan
Komik merupakan suatu media yang sangat disenangi oleh siswa sekolah dasar. Pemberdayaan komik sebagai media pembelajaaran dalam LKS matematika merupakan alternatif untuk meningkatkan minat belajar mereka terhadap pelajaran matematika. Peningkatan minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika akan meningkatkan hasil belajar mereka.
B.     Rekomendasi
1.      Pelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian khusus agar tidak lagi dianggap sulit oleh siswa.
2.      Guru perlu mempersiapkan media belajar yang mampu menarik minat dan mempermudah daya tangkap siswa terhadap pelajaran.
3.      Siswa harus mampu memanfaatkan LKS komik dengan baik agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.




DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan Muhammad (2006). Buku Terlarang itu Bernama Komik. http://teknologipendidikan.wordpress.com. Dikutip pada 16 Desember 2009 jam 10.09 WITA.
Mustikasari Ardiani. (2009). Berbagai Jenis Media Pembelajaran. http://edu-articles.com. Dikutip pada 20  Desember 2009 jam 11.04 WITA.
Nanto Dwi. 2009. Komik : Disuka dan Dibenci. Majalah Guruku 09, Oktober.
Sadiman, Arief. 2003. Media pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Sardi Aries Rizal. 2009. Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Dalam Menyelesaikan Soal Matematika. http://www.google.com. Dikutip pada 27 January 2010 jam 08.13
Wurianto Eko (2009). Komik Sebagai Media Pembelajaran. http://guruindo.blogspot.com. Dikutip pada 16 Desember 2009 jam 09.32 WITA.

CONTOH KARYA ILMIAH


Tasmin
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan pondasi awal manusia untuk dapat berjalan dalam kehidupan ini. Sejak awal manusia diciptakan, pendidikan telah menjadi bagian dalam kehidupan  untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Tujuan yang hakiki  pendidikan adalah upaya membangun manusia  agar dapat  mengembangkan dirinya secara berkelanjutan dan mandiri sebagai seorang manusia seutuhnya. Dalam menjalani kehidupan, manusia memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang fleksibel, serta akomodatif terhadap tantangan zaman. Manusia yang diharapkan dari hasil pendidikan yakni, mereka yang dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya tidak saja mampu menghadapi masalah yang dialaminya, akan tetapi secara proaktif dapat mengendalikan diri dan lingkungannya untuk mencapai tujuan hidupnya secara mandiri  dan bertanggungjawab.
Matematika merupakan pelajaran pokok yang  harus diajarkan dalam pendidikan formal tingkat dasar dan menengah karena dianggap pelajaran yang esensial. Matematikan merupakan sebuah ilmu yang selalu berhubungan dengan kehidupan dimana siswa berada. Kegiatan apapun yang siswa lakukan dalam keseharian tentunya akan berhubungan dengan ilmu matematika, baik pada saat siswa sedang bermain, membeli makanan, maupun sedang jalan-jalan. Pengalaman yang terbentuk dalam diri siswa akan ilmu matematika sebenarnya merupakan modal dasar yang baik untuk lebih meningkatkan  pelajaran  matematika di sekolah. Matematika merupakan ilmu yang bernilai guna. Kebergunaan  matematika lahir dari kenyataan bahwa matematika menjelma sebagai alat komunikasi yang tangguh, singkat, padat, dan tidak memiliki keberbedaan nilai ganda.

Saat ini pelajaran matematika masih merupakan pelajaran yang menakutkan bagi banyak siswa, khususnya bagi anak Sekolah Dasar yang belum sadar akan pentingnya ilmu pengetahuan. Matematika selalu menjadi bumerang bagi siswa karena biasanya pelajaran ini hanya disajikan dalam bentuk tulisan yang memerlukan ketajaman nalar karena banyak hal yang bersifat abstrak. Sehingga hanya anak-anak yang berkategori cerdas yang bisa memahaminya, sedangkan anak-anak berkategori biasa saja, yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang bersifat kongkret, akan lambat memahami pelajaran ini. Akibatnya, nilai yang diperoleh pada pelajaran matematika tidak bagus. Hal ini akan menambah ketidaksukaan siswa, bahkan sampai pada tingkatan membencinya. Selain itu, para guru mengajarkan materi matematika biasanya kurang menarik, sehingga menambah terpuruknya minat siswa terhadap pelajaran ini.
Penyajian materi matematika yang dianggap membosankan, perlu kiranya diantisipasi dengan mencari suatu alternatif pembelajaran matematika yang disajikan secara inovatif, menarik, diminati, dan mampu memotivasi siswa, sehingga nantinya diharapkan bisa meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses belajar merupakan tugas setiap guru. Guru harus mampu membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan mengesampingkan ancaman selama proses pembelajaran. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan komik sebagai media pembelajaran. Jika media yang menyenangkan ini dipakai dalam proses pembelajaran, ia akan membawa suasana menyenangkan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika siswa mendapati suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran, mereka akan terlibat total dalam proses pembelajaran itu. Keterlibatan secara total ini penting untuk melahirkan hasil akhir yang sukses. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis, untuk menulis karya ilmiah dengan mengangkat judul ”Pemberdayaan Komik Sebagai Media Pembelajaran Alternatif Dalam Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar.”
B.     Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diruskan permasalahan yaitu: Bagaimana memberdayakan komik sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa Sekolah Dasar.
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah mengetahui cara pemberdayaan komik sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa Sekolah Dasar.
D.    Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah:
1.   Manfat Praktis, yaitu:
a.       Bagi siswa: Memberikan pengalaman belajar baru yang menyenangkan dan dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
b.      Bagi guru: Dapat membantu dalam penyusunan  atau penentuan  rencana pembelajaran dan sebagai pedoman guru dalam proses pembelajaran.
2.  Manfaat Teoritis, yaitu:
a.   Menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
b.   Mendapatkan gambaran umum tentang komik sebagai media alternatif untuk meningkatkan minat belajar matematika bagi siswa Sekolah Dasar.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat popular dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut media pembelajaran.
Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses pembelajaran.
Gagne dan Reiser dalam media belajar (2008:15) mendefinisikan media sebagai alat fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasi, jadi seorang instruktur, buku cetak, petunjuk filem atau tape rekorder dan lain-lain. Semua jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar dianggap sebagai media.

Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang paling sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat sendiri oleh guru dan ada yang diproduksi pabrik.

Ada pun jenis-jenis media dalam pembelajaran, yaitu:
1.      Media grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.
2.      Media tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model susun, dan model kerja.
3.      Media proyeksi seperti slide, film stips, film, dan OHP
Media mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena disamping memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan juga dapat meningkatkan minat belajar bagi siswa yang dengan sendirinya tentu akan meningkatkan hasil belajar mereka. Peranan media tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a.       Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan pelajaran.
b.      Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.
c.       Sebagai sumber bagi, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik individu maupun kelompok.

B.     Komik
Menurut Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling, komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Sedangkan menurut Scott McCloud dalam bukunya Understending Comic, komik didefenisikan sebagai gambar yang menginformasikan atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya.
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks biasa atau yang ditempatkan dalam “balon kata”. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip yang dimuat dalam koran atau majalah, hingga berbentuk buku tersendiri. Buku komik menyediakan ceritera-ceritera yang sederhana, mudah ditangkap dan dipahami isinya, sehingga sangat digemari baik oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Menurut fungsinya, komik dibedakan atas komik komersial dan komik pendidikan. Komik komersial jauh lebih diperlukan di pasaran, karena bersifat personal, menyediakan humor yang kasar, dikemas dengan bahasa percakapan dan bahasa pasaran, memiliki kesederhanaan jiwa dan moral, dan adanya kecenderungan manusiawi universal terhadap pemujaan pahlawan. Sedangkan komik pendidikan cerderung menyediakan isi yang bersifat informatif. Komik pendidikan banyak diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan, dan lembaga-lembaga non profit.
Keragaman komik memberikan kesan yang berbeda-beda terhadap masyarakat. Ada sebagian orang tua dan bahkan guru menganggap komik sebagai cerita anak yang sangat sederhana, miskin seni, dan bahasa. Seperti komik Crayon Sinchan. Komik ini dianggap sebagai komik yang tidak pantas untuk anak-anak. Sebetulnya di negeri asalnya Jepang komik Crayon Sinchan adalah porsi bacaan orang dewasa. Akan tetapi karena ada film kartunnya (dan tokoh utamanya seorang bocah) lantas diimpor begitu saja dan diterbitkan sebagai bacaan anak. Setelah pendapat miring muncul ke masyarakat, barulah komik Sinchan ini diberi label oleh penerbitnya ”untuk 15 tahun ke atas”.
Disisi lain komik mempunyai bayak kelebihan jika digunakan sebagai media dalam proses pembelajaran. Menurut Gene Yang (2003) ada lima   kelebihan komik sebagai media dalam proses pembelajaran.
1.      Memotivasi. Komik mampu memberikan siswa memotivasi dalam menyelesaikan tugas-tugasya.
2.      Visual. Komik terdiri dari gambar–gambar yang merupakan media visual. kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3.      Permanen. Komik sebagai media pembelajaran dapat diulang-ulang oleh siswa. Semakin banyak mengulang akan memberikan libih banyak pengalaman belajar.
4.      Perantara. Komik bisa mengarahkan siswa untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca atau yang memiliki kekhawatiran akan kesalahan.
5.      Populer. Kita bisa mengatakan bahwa siswa kita saat ini berada dalam budaya populer. Komik adalah bagian dari budaya populer. Ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.


Dari uraian tersebut di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa selain dapat digunakan sebagai media hiburan komik juga dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang efektif karena mampu menarik minat belajar siswa. Komik yang digunakan sebagai media pembelajaran tentunya melalui seleksi oleh guru, komik yang dipilih harus bersifat mendidik, menimbulkan gairah belajar pada anak-anak, komik yang lucu, dikenal oleh anak-anak, dan tentunya disesuaikan dengan dunianya.

BAB III
METODE PENULISAN

A.    Diagram alir penulisan
Diagram alir penulisan ini adalah penelitian pustaka (library research), yang bersifat deskriptif dengan memaparkan dan menggambarkan komik sebagai media belajar alternative untuk meningkatkan minat belajar.
B.     Data dan informasi yang diperlukan
Data dan informasi yang diperlukan dalam karya tulis ini adalah media yang cocok untuk meningkatkan minat belajar siswa Sekolah Dasar.
C.    Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang yang ada dalam karya tulis ini diperoleh dari berbagai literature untuk mendapat atau memperoleh dasar dan kerangkah teoritis mengenai masalah yang dibahas atau mencari informasi yang erat hubungannya dengan rumusan masalah. Seperti data dari internet, artikel, buku, majalah dan lain-lain.
D.    Teknik Analisis Data
Penulisan ini diawali dengan pengumpulan data-data yang berkaitan dengan media pembelajaran dan komik. Kemudian menggunakan data-data tersebut untuk memperjelas permasalahan yang diangkat dalam rumusan masalah.

BAB IV
ANALISIS DAN SINTESIS
A.    Minat Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar
Minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Minat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan. Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.
Dalam proses pembelajaran, siswa biasanya sangat kurang perhatian terhadap materi yang disajikan. Siswa lebih cenderung melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan terkadang membuat guru jengkel dan marah, misalnya bermain-main dalam kelas, bercerita dengan teman pada saat proses pembelajaran berlangsung, atau malah membaca buku yang tidak ada kaitannya dengan mata pelajaran yang disajikan. Terkadang seorang siswa pada saat diberikan pelajaran matematika justru mengalihkan perhatiannya pada komik yang sengaja dibawah dari rumah untuk menghindari pelajaran matematika yang ditakutinya. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika hanya mempergunakan bahasa-bahasa angka.
Matematika adalah mata pelajaran yang paling sering memancing siswa untuk membuat ulah dalam kelas, matematika selalu dianggap sebagai mata pelajaran paling sulit dan menakutkan. Padahal matematika tidaklah sesulit dengan yang dibayangkan seandainya semua guru bidang studi matematikan bisa menyajikan pelajaran dengan menarik dan menyenangkan.
Banyak hal yang dapat ditempuh oleh seorang guru dalam merubah persepsi peserta didik bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan komik sebagai media pembelajaran. Komik yang sudah digemari oleh siswa sangat bagus jika dijadikan sebagai media pembelajaran. Komik bisa membantu guru menyulap pelajaran matematika menjadi pelajaran yang menarik bagi siswa. Anak-anak tidak perlu lagi dipaksa untuk membacanya. Karena mereka sudah terlanjur menyukainya.
B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika
Minat belajar tiap-tiap siswa tidak sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal mempengaruhi minat belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali. Demikian juga halnya dengan minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika, ada siswa yang minatnya tinggi dan ada juga yang rendah. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran Matematika.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1.      Faktor Intern
a.     Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran. Sebab pelajaran Matematika memerlukan kegiatan mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena itu apa bila siswa mengalami kelelahan atau terganggu kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir jernih.
b.    Faktor psikologis
Faktor psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan atau rohani yang berupa intelegensi, motivasi, perhatian, bakat dan emosi. Faktor ini juga sangat berpengaruh terhadap pelajaran matematika. Siswa yang terganggu psikologisnya tentu saja tidak bisa mengikuti pelajaran matematika dengan baik.
c.     Pengalaman belajar Matematika di jenjang pendidikan sebelumnya. Pengalaman belajar sangat berkaitan dengan kemampuan awal (entry behavior). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bloom, “kemampuan awal adalah pengetahuan, keterampilan dan kompetensi, yang merupakan prasyarat yang dimiliki untuk dapat mempelajari suatu pelajaran baru atau lebih lanjut.
 2. Faktor Ekstern
a.     Metode dan gaya mengajar guru Matematika
Metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar Matematika. Cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya. Oleh karena itu, seorang guru harus bisa memilih media dan menggunakan gaya mengajar yang menarik agar dapat membangkitkan minat belajar siswa.
b.     Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika
Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peran penting dalam memotivasi minat siswa pada suatu pelajaran. Tersedianya fasilitas dan alat yang memadai dapat memancing minat siswa pada mata pelajaran Matematika.
C.    Penerapan Media Komik sebagai Media Alternatif untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Dalam proses belajar mengajar seorang guru dituntut untuk menyajikan pembelajaran secara menarik dan efektif. Selain mahir dalam metode dan tekhnik-tekhnik mengajar, seorang guru juga harus kreatif dalam memilih dan menggunakan media yang sesuai dengan bahan ajar yang akan diajarkan. Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan pengajaran akan sangat membantu kelancaran, efektifitas dan efesiensi pencapaian tujuan. Bahan pelajaran yang dimanipulasi dalam bentuk media pengajaran akan menjadikan si anak seolah-olah bermain, asyik dan merasa senang. Hasil pembelajaran yang mereka peroleh akan benar-benar bermakna. Media merupakan salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan dalam system pengajaran yang sukses.
Hamalik mengatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, selain  dapat membangkitkan keinginan dan motivasi untuk belajar, media juga dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Dalam rangka pembelajaran matematika, para guru seharusnya menggunakan metode dan media yang konkrit agar murid tidak mengalamai kebosanan dan kejenuhan, agar mata pelajaran ini menimbulkan rasa suka, dan mampu dipahami oleh siswa.
Bacaan komik banyak digemari anak karena gambar dalam komik menyajikan peristiwa dan latar belakang  secara jelas, dinamis, dan hidup. Media ini menekankan kepada unsur gambar yang bercerita.  Hal inilah yang memberikan inspirasi kepada kita untuk menggunakan media berbentuk komik sebagai pedoman kegiatan belajar yang dirancang dan disusun secara sistematis untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Media komik merupakan bentuk media grafik dua dimensi, yaitu media yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan akan disampaikan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Media ini akan memberikan pengaruh terhadap perolehan kemampuan dari hasil belajar dan mampu menarik perhatian dan minat belajar siswa. Komik mempunyai kemampuan untuk menyediakan asosiasi yang diperlukan otak untuk memicu daya ingat yang timbul karena adanya gambar-gambar pada komik tersebut. DePorter, Reardon, dan Nourie menjelaskan, “Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika Anda menggunakan alat peraga atau media dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang menakjubkan.
Pembelajaran dengan menggunakan media komik menjadi  salah satu alternatif yang dapat meningkatkan minat belajar bagi siswa yang akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran matematika di Sekolah Dasar. Komik ini menjadi pilihan karena adanya kecenderungan siswa lebih menyenangi bacaan media hiburan seperti komik dibandingkan dengan menggunakan waktu mereka untuk belajar atau mengerjakan tugas rumah.

Buku-buku pelajaran KTSP Sekolah Dasar saat ini sudah dilengkapi gambar-gambar kartun, namun itu belum maksimal karena gambar-gambar yang digunakan tidak terlalu populer bagi siswa. Apalagi dengan Lembar Kerja Siswa (LKS), khususnya pelajaran matematika yang penuh dengan angka-angka yang tidak mempunyai daya tarik bagi siswa. Matematika sebagai mata pelajaran eksak memerlukan banyak latihan dan pengulangan untuk menguasainya. Sehingga mata pelajaran ini tidak bisa lepas dari yang namanya LKS. LKS merupakan kumpulan lembaran pedoman bagi siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan yang telah dirancang dan direncanakan secara sistematis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
 Akan tetapi, siswa sangat kurang yang berminat untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS itu, sehingga perlu dimodifikasi dalam bentuk komik. Penggunaan LKS berbentuk komik diharapkan dapat mewujudkan tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum KTSP. Tujuan tersebut mengharapkan siswa terampil memecahkan masalah dan mengkomunikasikan secara matematika. Keterampilan mengkomunikasikan secara matematika merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa selain keterampilan yang  lain.
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian oleh para guru dalam mengembangkan LKS berbentuk komik. Pertama, karakteristik dari LKS berbentuk komik yang dapat menarik perhatian dan minat,  memperjelas ide, serta sederhana dalam penyampaian informasi. Kedua, adalah keterampilan mengkomunikasikan secara matematika yang dapat ditanamkan pada siswa. Dan ketiga adalah umur murid yang menjadi sasaran dari media tersebut, komik yang digunakan disini harus sesuai dengan tingkatan umur siswa.
Satu hal yang perlu diperhatikan disini yaitu, betapa pun baiknya sebuah progran media, bila program itu tidak dimanfaatkan dengan baik tentu tidak akan banyak gunanya. Karena itu yang perlu dirancang dengan baik bukan hanya pembuatan media itu sendiri melainkan pemanfaatan media itu pun juga perlu diatur dan dirancang sebaik-baiknya. LKS yang berbentuk komik haruslah selalu menjadi perhatian bagi guru agar bisa betul-betul bisa memberikan manfaat bagi siswa.

BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A.    Simpulan
Komik merupakan suatu media yang sangat disenangi oleh siswa sekolah dasar. Pemberdayaan komik sebagai media pembelajaaran dalam LKS matematika merupakan alternatif untuk meningkatkan minat belajar mereka terhadap pelajaran matematika. Peningkatan minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika akan meningkatkan hasil belajar mereka.
B.     Rekomendasi
1.      Pelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian khusus agar tidak lagi dianggap sulit oleh siswa.
2.      Guru perlu mempersiapkan media belajar yang mampu menarik minat dan mempermudah daya tangkap siswa terhadap pelajaran.
3.      Siswa harus mampu memanfaatkan LKS komik dengan baik agar tujuan pembelajaran bisa tercapai.




DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan Muhammad (2006). Buku Terlarang itu Bernama Komik. http://teknologipendidikan.wordpress.com. Dikutip pada 16 Desember 2009 jam 10.09 WITA.
Mustikasari Ardiani. (2009). Berbagai Jenis Media Pembelajaran. http://edu-articles.com. Dikutip pada 20  Desember 2009 jam 11.04 WITA.
Nanto Dwi. 2009. Komik : Disuka dan Dibenci. Majalah Guruku 09, Oktober.
Sadiman, Arief. 2003. Media pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta
Sardi Aries Rizal. 2009. Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Dalam Menyelesaikan Soal Matematika. http://www.google.com. Dikutip pada 27 January 2010 jam 08.13
Wurianto Eko (2009). Komik Sebagai Media Pembelajaran. http://guruindo.blogspot.com. Dikutip pada 16 Desember 2009 jam 09.32 WITA.