BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pendidikan
merupakan pondasi awal manusia untuk dapat berjalan dalam kehidupan ini. Sejak
awal manusia diciptakan, pendidikan telah menjadi bagian dalam kehidupan
untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan. Tujuan yang hakiki pendidikan
adalah upaya membangun manusia agar dapat mengembangkan dirinya
secara berkelanjutan dan mandiri sebagai seorang manusia seutuhnya. Dalam
menjalani kehidupan, manusia memerlukan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang fleksibel, serta akomodatif terhadap tantangan zaman. Manusia yang
diharapkan dari hasil pendidikan yakni, mereka yang dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikapnya tidak saja mampu menghadapi masalah yang dialaminya,
akan tetapi secara proaktif dapat mengendalikan diri dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan hidupnya secara mandiri dan bertanggungjawab.
Matematika merupakan pelajaran pokok yang harus
diajarkan dalam pendidikan formal tingkat dasar dan menengah karena dianggap
pelajaran yang esensial. Matematikan merupakan sebuah ilmu yang selalu
berhubungan dengan kehidupan dimana siswa berada. Kegiatan apapun yang siswa
lakukan dalam keseharian tentunya akan berhubungan dengan ilmu matematika, baik
pada saat siswa sedang bermain, membeli makanan, maupun sedang jalan-jalan.
Pengalaman yang terbentuk dalam diri siswa akan ilmu matematika sebenarnya
merupakan modal dasar yang baik untuk lebih meningkatkan pelajaran
matematika di sekolah. Matematika merupakan ilmu yang bernilai guna. Kebergunaan
matematika lahir dari kenyataan bahwa matematika menjelma sebagai alat
komunikasi yang tangguh, singkat, padat, dan tidak memiliki keberbedaan nilai
ganda.
Saat ini
pelajaran matematika masih merupakan pelajaran yang menakutkan bagi banyak
siswa, khususnya bagi anak Sekolah Dasar yang belum sadar akan pentingnya ilmu
pengetahuan. Matematika selalu menjadi bumerang bagi siswa karena biasanya
pelajaran ini hanya disajikan dalam bentuk tulisan yang memerlukan ketajaman
nalar karena banyak hal yang bersifat abstrak. Sehingga hanya anak-anak yang
berkategori cerdas yang bisa memahaminya, sedangkan anak-anak berkategori biasa
saja, yang cenderung lebih menyukai hal-hal yang bersifat kongkret, akan lambat
memahami pelajaran ini. Akibatnya, nilai yang diperoleh pada pelajaran
matematika tidak bagus. Hal ini akan menambah ketidaksukaan siswa, bahkan
sampai pada tingkatan membencinya. Selain itu, para guru mengajarkan materi
matematika biasanya kurang menarik, sehingga menambah terpuruknya minat siswa
terhadap pelajaran ini.
Penyajian materi
matematika yang dianggap membosankan, perlu kiranya diantisipasi dengan mencari
suatu alternatif pembelajaran matematika yang disajikan secara inovatif,
menarik, diminati, dan mampu memotivasi siswa, sehingga nantinya diharapkan
bisa meningkatkan prestasi belajar siswa.
Menyediakan suasana yang menyenangkan selama proses
belajar merupakan tugas setiap guru. Guru harus mampu membuat pembelajaran
menjadi menyenangkan dan mengesampingkan ancaman selama proses pembelajaran.
Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan
menggunakan komik sebagai media pembelajaran. Jika media yang menyenangkan ini
dipakai dalam proses pembelajaran, ia akan membawa suasana menyenangkan selama
proses pembelajaran berlangsung. Jika siswa mendapati suasana yang menyenangkan
dalam proses pembelajaran, mereka akan terlibat total dalam proses pembelajaran
itu. Keterlibatan secara total ini penting untuk melahirkan hasil akhir yang
sukses. Hal inilah yang menjadi dasar pemikiran penulis, untuk menulis karya ilmiah
dengan mengangkat judul ”Pemberdayaan Komik Sebagai Media Pembelajaran
Alternatif Dalam Meningkatkan Minat Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar.”
B.
Permasalahan
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka dapat diruskan permasalahan yaitu: Bagaimana memberdayakan
komik sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan minat belajar matematika
siswa Sekolah Dasar.
C.
Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan
karya tulis ini adalah mengetahui cara pemberdayaan komik sebagai media
pembelajaran untuk meningkatkan minat belajar matematika siswa Sekolah Dasar.
D.
Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat
yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah:
1. Manfat
Praktis, yaitu:
a.
Bagi siswa: Memberikan pengalaman belajar baru yang menyenangkan dan
dapat menumbuhkan minat siswa untuk belajar sehingga diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b.
Bagi guru: Dapat membantu dalam
penyusunan atau penentuan rencana pembelajaran dan sebagai pedoman
guru dalam proses pembelajaran.
2.
Manfaat Teoritis, yaitu:
a. Menambah
wawasan dan pengetahuan penulis.
b. Mendapatkan
gambaran umum tentang komik sebagai media alternatif untuk meningkatkan minat belajar
matematika bagi siswa Sekolah Dasar.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Media
Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang
secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar.
Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari
sumber informasi kepada penerima informasi. Istilah media ini sangat popular
dalam bidang komunikasi. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan
proses komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut
media pembelajaran.
Media juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat terdorong terlibat dalam proses
pembelajaran.
Gagne dan Reiser dalam media belajar (2008:15)
mendefinisikan media sebagai alat
fisik dimana pesan-pesan instruksional dikomunikasi, jadi seorang instruktur,
buku cetak, petunjuk filem atau tape rekorder dan lain-lain. Semua jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsang siswa untuk belajar dianggap sebagai media.
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang
paling sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada
yang dapat dibuat sendiri oleh guru dan ada yang diproduksi pabrik.
Ada
pun jenis-jenis media dalam
pembelajaran, yaitu:
1.
Media
grafis seperti gambar, foto, grafik, bagan, diagram, kartun, poster, dan komik.
2.
Media
tiga dimensi yaitu media dalam bentuk model padat, model penampang, model
susun,
dan model kerja.
3.
Media
proyeksi seperti slide, film stips, film, dan OHP
Media mempunyai
peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran karena disamping
memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan juga dapat meningkatkan minat
belajar bagi siswa yang dengan sendirinya tentu akan meningkatkan hasil belajar
mereka. Peranan media tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a.
Alat untuk memperjelas bahan pengajaran
pada saat guru menyampaikan pelajaran.
b.
Alat untuk mengangkat atau menimbulkan
persoalan untuk dikaji lebih lanjut dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses
belajarnya.
c.
Sebagai sumber bagi, artinya media
tersebut berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para siswa baik individu
maupun kelompok.
B.
Komik
Menurut Eisner dalam bukunya Graphic Storytelling,
komik adalah tatanan gambar dan balon kata yang berurutan. Sedangkan menurut
Scott McCloud dalam bukunya Understending Comic, komik didefenisikan sebagai
gambar yang menginformasikan atau menghasilkan respon estetik pada yang
melihatnya.
Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan
gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk
jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan
teks biasa atau yang ditempatkan dalam “balon kata”. Komik dapat diterbitkan
dalam berbagai bentuk, mulai dari strip yang dimuat dalam koran atau majalah,
hingga berbentuk buku tersendiri. Buku komik
menyediakan ceritera-ceritera yang sederhana, mudah ditangkap dan dipahami isinya,
sehingga sangat digemari baik oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Menurut
fungsinya, komik dibedakan atas komik komersial dan komik pendidikan. Komik komersial
jauh lebih diperlukan di pasaran, karena bersifat personal, menyediakan humor
yang kasar, dikemas dengan bahasa percakapan dan bahasa pasaran, memiliki kesederhanaan
jiwa dan moral, dan adanya kecenderungan manusiawi universal terhadap pemujaan
pahlawan. Sedangkan komik pendidikan cerderung menyediakan isi yang bersifat
informatif. Komik pendidikan banyak diterbitkan oleh industri, dinas kesehatan,
dan lembaga-lembaga non profit.
Keragaman
komik memberikan kesan yang berbeda-beda terhadap masyarakat. Ada sebagian
orang tua dan bahkan guru menganggap komik sebagai cerita anak yang
sangat sederhana, miskin seni, dan bahasa. Seperti komik Crayon Sinchan. Komik
ini dianggap sebagai komik yang tidak pantas untuk anak-anak. Sebetulnya di
negeri asalnya Jepang komik Crayon Sinchan adalah porsi bacaan orang dewasa.
Akan tetapi karena ada film kartunnya (dan tokoh utamanya seorang bocah) lantas
diimpor begitu saja dan diterbitkan sebagai bacaan anak. Setelah pendapat
miring muncul ke masyarakat, barulah komik Sinchan ini diberi label oleh
penerbitnya ”untuk 15 tahun ke atas”.
Disisi
lain komik mempunyai bayak kelebihan jika digunakan sebagai media dalam proses
pembelajaran. Menurut Gene Yang (2003) ada lima kelebihan
komik sebagai media dalam proses pembelajaran.
1.
Memotivasi. Komik mampu memberikan siswa
memotivasi dalam menyelesaikan tugas-tugasya.
2.
Visual. Komik terdiri dari gambar–gambar
yang merupakan media visual. kualitas gambar komik dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3.
Permanen. Komik sebagai media
pembelajaran dapat diulang-ulang oleh siswa. Semakin banyak mengulang akan
memberikan libih banyak pengalaman belajar.
4.
Perantara. Komik bisa mengarahkan siswa
untuk disiplin membaca khususnya mereka yang tidak suka membaca atau yang
memiliki kekhawatiran akan kesalahan.
5.
Populer. Kita bisa mengatakan bahwa
siswa kita saat ini berada dalam budaya populer. Komik adalah bagian dari
budaya populer. Ini akan berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam belajar.
Dari uraian tersebut di atas, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa selain dapat digunakan sebagai media hiburan komik juga dapat
dijadikan sebagai media pembelajaran yang efektif karena mampu menarik minat
belajar siswa. Komik yang digunakan sebagai media pembelajaran tentunya melalui
seleksi oleh guru, komik yang dipilih harus bersifat mendidik, menimbulkan
gairah belajar pada anak-anak, komik yang lucu, dikenal oleh anak-anak, dan
tentunya disesuaikan dengan dunianya.
BAB III
METODE
PENULISAN
A.
Diagram
alir penulisan
Diagram alir penulisan
ini adalah penelitian pustaka (library
research), yang bersifat deskriptif dengan memaparkan dan menggambarkan
komik sebagai media belajar alternative untuk meningkatkan minat belajar.
B.
Data
dan informasi yang diperlukan
Data dan informasi yang
diperlukan dalam karya tulis ini adalah media yang cocok untuk meningkatkan
minat belajar siswa Sekolah Dasar.
C.
Teknik
Pengumpulan Data
Data-data yang yang ada
dalam karya tulis ini diperoleh dari berbagai literature untuk mendapat atau
memperoleh dasar dan kerangkah teoritis mengenai masalah yang dibahas atau
mencari informasi yang erat hubungannya dengan rumusan masalah. Seperti data
dari internet, artikel, buku, majalah dan lain-lain.
D.
Teknik
Analisis Data
Penulisan ini diawali
dengan pengumpulan data-data yang berkaitan dengan media pembelajaran dan
komik. Kemudian menggunakan data-data tersebut untuk memperjelas permasalahan
yang diangkat dalam rumusan masalah.
BAB
IV
ANALISIS
DAN SINTESIS
A.
Minat Belajar Matematika Siswa Sekolah Dasar
Minat
belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan
keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan
tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Minat merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan seseorang. Minat yang kuat akan
menimbulkan usaha yang gigih serius dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi tantangan.
Jika seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, ia akan cepat dapat mengerti
dan mengingatnya. Minat mempunyai pengaruh yang besar dalam belajar karena bila
bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa maka siswa
tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik
baginya. Sedangkan bila bahan pelajaran itu menarik minat siswa, maka ia akan
mudah dipelajari dan disimpan karena adanya minat sehingga menambah kegiatan belajar.
Dalam proses pembelajaran, siswa biasanya sangat kurang
perhatian terhadap materi yang disajikan. Siswa lebih cenderung melakukan
hal-hal yang tidak bermanfaat dan terkadang membuat guru jengkel dan marah,
misalnya bermain-main dalam kelas, bercerita dengan teman pada saat proses
pembelajaran berlangsung, atau malah membaca buku yang tidak ada kaitannya
dengan mata pelajaran yang disajikan. Terkadang seorang siswa pada saat
diberikan pelajaran matematika justru mengalihkan perhatiannya pada komik yang sengaja
dibawah dari rumah untuk menghindari pelajaran matematika yang ditakutinya. Hal
ini dapat terjadi karena kurangnya minat siswa terhadap pelajaran matematika
hanya mempergunakan bahasa-bahasa angka.
Matematika adalah mata pelajaran yang paling sering
memancing siswa untuk membuat ulah dalam kelas, matematika selalu dianggap
sebagai mata pelajaran paling sulit dan menakutkan. Padahal matematika tidaklah
sesulit dengan yang dibayangkan seandainya semua guru bidang studi matematikan
bisa menyajikan pelajaran dengan menarik dan menyenangkan.
Banyak hal yang dapat ditempuh oleh seorang guru dalam
merubah persepsi peserta didik bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang
sulit. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan komik sebagai media
pembelajaran. Komik yang sudah digemari oleh siswa sangat bagus jika dijadikan
sebagai media pembelajaran. Komik bisa membantu guru menyulap pelajaran
matematika menjadi pelajaran yang menarik bagi siswa. Anak-anak tidak perlu
lagi dipaksa untuk membacanya. Karena mereka sudah terlanjur menyukainya.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Minat Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika
Minat belajar tiap-tiap siswa tidak
sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal mempengaruhi minat belajar,
sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya gagal sama sekali.
Demikian juga halnya dengan minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika, ada
siswa yang minatnya tinggi dan ada juga yang rendah. Hal tersebut akan sangat
mempengaruhi aktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran Matematika.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
minat belajar siswa, secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu:
1.
Faktor Intern
a.
Kondisi fisik/jasmani siswa saat
mengikuti pelajaran
Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti
pelajaran matematika sangat berpengaruh terhadap minat dan aktivitas belajarnya.
Faktor kesehatan badan, seperti kesehatan yang prima dan tidak dalam keadaan
sakit atau lelah, akan sangat membantu dalam memusatkan perhatian terhadap
pelajaran. Sebab pelajaran Matematika memerlukan kegiatan mental yang tinggi,
menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih. Oleh karena itu apa bila siswa mengalami
kelelahan atau terganggu kesehatannya, akan sulit memusatkan perhatiannya dan
berpikir jernih.
b.
Faktor psikologis
Faktor
psikologis yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan atau rohani yang
berupa intelegensi, motivasi, perhatian, bakat dan emosi. Faktor ini juga
sangat berpengaruh terhadap pelajaran matematika. Siswa yang terganggu
psikologisnya tentu saja tidak bisa mengikuti pelajaran matematika dengan baik.
c.
Pengalaman belajar Matematika di jenjang
pendidikan sebelumnya. Pengalaman belajar sangat berkaitan dengan kemampuan awal
(entry behavior). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bloom, “kemampuan awal adalah
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi, yang merupakan prasyarat yang
dimiliki untuk dapat mempelajari suatu pelajaran baru atau lebih lanjut.
2. Faktor Ekstern
a.
Metode dan gaya mengajar guru Matematika
Metode dan gaya mengajar guru juga
memberi pengaruh terhadap minat siswa dalam belajar Matematika. Cara
penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang berminat dan
kurang bersemangat untuk mengikutinya. Oleh karena itu, seorang guru harus bisa
memilih media dan menggunakan gaya mengajar yang menarik agar dapat
membangkitkan minat belajar siswa.
b.
Tersedianya fasilitas dan alat penunjang
pelajaran Matematika
Fasilitas dan alat dalam belajar
memiliki peran penting dalam memotivasi minat siswa pada suatu pelajaran.
Tersedianya fasilitas dan alat yang memadai dapat memancing minat siswa pada
mata pelajaran Matematika.
C. Penerapan
Media Komik sebagai Media Alternatif untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa
Dalam proses
belajar mengajar seorang guru dituntut untuk menyajikan pembelajaran secara
menarik dan efektif. Selain mahir dalam metode dan tekhnik-tekhnik mengajar,
seorang guru juga harus kreatif dalam memilih dan menggunakan media yang sesuai
dengan bahan ajar yang akan diajarkan. Penggunaan suatu media dalam pelaksanaan
pengajaran akan sangat membantu kelancaran, efektifitas dan efesiensi
pencapaian tujuan. Bahan pelajaran yang dimanipulasi dalam bentuk media
pengajaran akan menjadikan si anak seolah-olah bermain, asyik dan merasa
senang. Hasil pembelajaran yang mereka peroleh akan benar-benar bermakna. Media
merupakan salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan dalam system pengajaran
yang sukses.
Hamalik
mengatakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar,
selain dapat membangkitkan keinginan dan
motivasi untuk belajar, media juga dapat membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan
isi pelajaran pada saat itu.
Dalam rangka
pembelajaran matematika, para guru seharusnya menggunakan metode dan media yang
konkrit agar murid tidak mengalamai kebosanan dan kejenuhan, agar mata
pelajaran ini menimbulkan rasa suka, dan mampu dipahami oleh siswa.
Bacaan komik banyak digemari anak karena gambar dalam
komik menyajikan peristiwa dan latar belakang secara jelas, dinamis, dan
hidup. Media ini menekankan kepada unsur gambar yang bercerita. Hal
inilah yang memberikan inspirasi kepada kita untuk menggunakan media berbentuk
komik sebagai pedoman kegiatan belajar yang dirancang dan disusun secara
sistematis untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Media komik merupakan bentuk media grafik dua dimensi,
yaitu media yang dipakai menyangkut indra penglihatan. Pesan akan disampaikan
ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Media ini akan memberikan pengaruh
terhadap perolehan kemampuan dari hasil belajar dan mampu menarik perhatian dan
minat belajar siswa. Komik mempunyai kemampuan untuk
menyediakan asosiasi yang diperlukan otak untuk memicu daya ingat yang timbul
karena adanya gambar-gambar pada komik tersebut. DePorter, Reardon, dan Nourie
menjelaskan, “Sebuah gambar lebih berarti daripada seribu kata. Jika Anda
menggunakan alat peraga atau media dalam situasi belajar, akan terjadi hal yang
menakjubkan.
Pembelajaran dengan menggunakan media komik
menjadi salah satu alternatif yang dapat meningkatkan minat belajar bagi
siswa yang akhirnya dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran matematika
di Sekolah Dasar. Komik ini menjadi pilihan karena adanya kecenderungan siswa
lebih menyenangi bacaan media hiburan seperti komik dibandingkan dengan
menggunakan waktu mereka untuk belajar atau mengerjakan tugas rumah.
Buku-buku pelajaran KTSP Sekolah Dasar saat ini sudah
dilengkapi gambar-gambar kartun, namun itu belum maksimal karena gambar-gambar
yang digunakan tidak terlalu populer bagi siswa. Apalagi dengan Lembar Kerja
Siswa (LKS), khususnya pelajaran matematika yang penuh dengan angka-angka yang
tidak mempunyai daya tarik bagi siswa. Matematika sebagai mata pelajaran eksak
memerlukan banyak latihan dan pengulangan untuk menguasainya. Sehingga mata
pelajaran ini tidak bisa lepas dari yang namanya LKS. LKS merupakan kumpulan
lembaran pedoman bagi siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan yang telah
dirancang dan direncanakan secara sistematis untuk mencapai tujuan yang
diharapkan.
Akan tetapi,
siswa sangat kurang yang berminat untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS
itu, sehingga perlu dimodifikasi dalam bentuk komik. Penggunaan LKS berbentuk komik diharapkan dapat
mewujudkan tujuan pembelajaran matematika dalam kurikulum KTSP. Tujuan tersebut
mengharapkan siswa terampil memecahkan masalah dan mengkomunikasikan secara
matematika. Keterampilan mengkomunikasikan secara matematika merupakan salah
satu keterampilan yang harus dimiliki siswa selain keterampilan yang
lain.
Ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian oleh para
guru dalam mengembangkan LKS berbentuk komik. Pertama, karakteristik dari LKS berbentuk komik yang dapat menarik
perhatian dan minat, memperjelas ide,
serta sederhana dalam penyampaian informasi. Kedua, adalah keterampilan mengkomunikasikan secara matematika yang
dapat ditanamkan pada siswa. Dan ketiga
adalah umur murid yang menjadi sasaran dari media tersebut, komik yang
digunakan disini harus sesuai dengan tingkatan umur siswa.
Satu hal yang perlu diperhatikan disini yaitu, betapa pun
baiknya sebuah progran media, bila program itu tidak dimanfaatkan dengan baik
tentu tidak akan banyak gunanya. Karena itu yang perlu dirancang dengan baik
bukan hanya pembuatan media itu sendiri melainkan pemanfaatan media itu pun
juga perlu diatur dan dirancang sebaik-baiknya. LKS yang berbentuk komik
haruslah selalu menjadi perhatian bagi guru agar bisa betul-betul bisa
memberikan manfaat bagi siswa.
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Simpulan
Komik merupakan suatu media yang sangat disenangi oleh siswa sekolah dasar.
Pemberdayaan komik sebagai media pembelajaaran dalam LKS matematika merupakan
alternatif untuk meningkatkan minat belajar mereka terhadap pelajaran
matematika. Peningkatan minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika akan
meningkatkan hasil belajar mereka.
B.
Rekomendasi
1.
Pelajaran
matematika perlu mendapatkan perhatian khusus agar tidak lagi dianggap sulit
oleh siswa.
2.
Guru
perlu mempersiapkan media belajar yang mampu menarik minat dan mempermudah daya
tangkap siswa terhadap pelajaran.
3.
Siswa
harus mampu memanfaatkan LKS komik dengan baik agar tujuan pembelajaran bisa
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Ikhsan Muhammad (2006). Buku Terlarang itu Bernama Komik. http://teknologipendidikan.wordpress.com.
Dikutip pada 16
Desember 2009 jam 10.09 WITA.
Mustikasari Ardiani. (2009). Berbagai Jenis Media Pembelajaran. http://edu-articles.com. Dikutip pada 20
Desember 2009 jam 11.04 WITA.
Nanto Dwi. 2009. Komik
: Disuka dan Dibenci. Majalah Guruku 09, Oktober.
Sadiman, Arief.
2003. Media pendidikan. PT. Raja
Grafindo Persada: Jakarta
Sardi Aries
Rizal. 2009. Kesulitan Siswa Sekolah
Dasar Dalam Menyelesaikan Soal Matematika. http://www.google.com. Dikutip pada 27
January 2010 jam 08.13
Wurianto Eko (2009). Komik
Sebagai Media Pembelajaran. http://guruindo.blogspot.com. Dikutip pada 16
Desember 2009 jam 09.32 WITA.